Selasa, 10 Mei 2011

PANDUAN ASESMEN MATEMATIKA KUANTITATIF-1

PANDUAN ASESMEN MATEMATIKA KUANTITATIF-1

A.Pendahuluan

Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika seringkali memiliki kesulitan dalam penguasaan keterampilan dan konsep matematika. Kesulitan matematika pada umumnya dapat ditemui pada seluruh tingkatan usia. Pada masa prasekolah, banyak anak yang tidak dapat membedakan objek berdasarkan ukuran, mencocokkan objek, memahami bahasa matematika, atau memahami konsep membilang. Pada tingkat dasar, mereka mengalami kesulitan dalam keterampilan berhitung. Sedangkan pada tingkat menengah dan tingkat yang lebih tinggi lagi siswa mengalami kesulitan dalam perhitungan desimal, pecahan, persentase, dan pengukuran.

Dalam belajar matematika, pemahaman keterampilan matematika pada tingkat yang lebih rendah sangat penting bagi kesiapan keterampilan matematika pada tingkat yang lebih tinggi, artinya konsep kesiapan (readiness) sangat penting dalam pembelajaran matematika. Sebagai contoh, jika anak belum menguasai fakta dasar bilangan maka ia tidak akan siap untuk belajar penjumlahan; dan jika anak belum menguasai fakta dasar perkalian maka ia tidak akan siap untuk belajar perkalian; dan seterusnya. Hal penting lainnya dalam pembelajaran matematika yang harus dipahami oleh guru adalah tahapan belajar siswa. Mercer & Mercer (1989:190) menyebutkan bahwa pada dasarnya ada beberapa tahapan dasar belajar dalam pengalaman belajar matematika, yaitu konkrit, semikonkrit, dan abstrak.

Tahapan belajar dan tingkat kesiapan siswa dalam belajar matematika dapat diketahui guru melalui serangkaian pengamatan yang kita kenal dengan istilah asesmen. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B. Lewis, asesmen merupakan proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

Sedangkan Ysseldyke dan Algozzine (1984) dalam Mercer dan Mercer (1989:38) menyebutkan bahwa tujuan utama dari asesmen adalah mengembangkan pembelajaran bagi siswa. Melalui kegiatan asesmen yang tepat diharapkan dapat memberikan informasi bagi guru. Pertama, asesmen harus dapat membantu guru dalam menentukan apa yang harus diajarkan pada siswa secara individual. Kedua, asesmen harus dapat membantu guru dalam menentukan bagaimana cara mengajar siswa yang tepat untuk mencapai kemajuan yang maksimal. Dengan kata lain, tujuan dari asesmen adalah untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa dan hambatan belajar yang dialami siswa, sehingga guru akan lebih mudah untuk menentukan program dan strategi yang tepat bagi siswa agar siswa dapat berkembang secara optimal.

B.Pengertian Asesmen Matematika Kuantitatif

Asesmen matematika adalah suatu proses sistematis dalam mengumpulkan data tentang keterampilan yang telah dicapai oleh siswa dan hambatan yang dihadapi siswa pada saat ini dalam aspek matematika. Asesmen matematika meliputi asesmen matematika kuantitatif dan asesmen matematika kualitatif. Asesmen matematika dalam kuantitatif meliputi konsep bilangan dan operasi hitung, sedangkan asesmen matematika kualitatif meliputi konsep geometri dan pengukuran, serta soal cerita.

Untuk mengetahui kemampuan dan hambatan matematika pada siswa dapat dilakukan asesmen dengan menggunakan asesmen yang telah baku (formal) ataupun dengan menggunakan asesmen informal. Asesmen informal dapat dibuat sendiri oleh guru dengan memperhatikan rambu-rambu pembuatan asesmen yang berlaku. Dalam buku ini disajikan model asesmen matematika dimensi kuantitatif yang dapat dipakai minimal oleh siswa kelas 1 Sekolah Dasar yang sudah duduk di semester II.

C.Tujuan Asesmen Matematika Kuantitatif-1

Tujuan utama dari pelaksanaan asesmen adalah untuk mengembangkan pembelajaran bagi siswa. Karena dengan asesmen guru akan mengetahui kebutuhan dan hambatan belajar siswa. Sedangkan Asesmen Matematika Kuantitatif-1 bertujuan untuk:
1.Membantu guru dalam mengetahui tahapan belajar siswa.
2.Membantu guru dalam menemukan kelebihan yang dimiliki siswa dalam bidang matematika dimensi kuantitatif.
3.Membantu guru dalam menemukan hambatan belajar siswa dalam bidang matematika dimensi kuantitatif.
4.Membantu guru dalam menentukan program.
5.Membantu guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat.

D.Ruang Lingkup

Asesmen Matematika Kuantitatif dapat dipakai minimal oleh siswa kelas 1 Sekolah Dasar yang sudah duduk di semester II. Asesmen ini dikembangkan berdasarkan kurikulum Mata Pelajaran Matematika Kelas 1 Sekolah Dasar yang terbagi kedalam tiga bagian, yaitu:
1.Fakta Dasar Bilangan; yaitu kemampuan siswa dalam memahami konsep bilangan.
2.Penjumlahan; yaitu kemampuan siswa dalam melakukan penjumlahan bilangan baik secara konkrit, semi konkrit, maupun abstrak.
3.Pengurangan; yaitu kemampuan siswa dalam mengurangkan bilangan baik secara konkrit, semi konkrit, maupun abstrak.
Untuk lebih jelas berikut ruang lingkup asesmen matematika kuantitatif-1 ditampilkan berikut indikator pengembangannya.
Tabel 1
Ruang Lingkup Asesmen Matematika Kuantitatif-1
RUANG LINGKUP INDIKATOR PENGEMBANGAN

BILANGAN
1.Fakta Dasar Bilangan
1 – 10

a.Menyebutkan nama bilangan yang dihubungkan dengan banyaknya benda (konkrit dan semi konkrit).
b.Memasangkan dua kelompok benda yang memiliki jumlah anggota yang sama (konkrit dan semi konkrit) .
c.Membandingkan kumpulan benda berdasarkan banyaknya benda (konkrit dan semi konkrit).
d.Mengurutkan kumpulan benda berdasarkan banyaknya benda (konkrit dan semi konkrit).
e.Membilang secara urut.
f.Membilang terbalik/mundur.

2. Bilangan 1 – 20
Membaca lambang bilangan.
a.Membaca lambing bilangan
b.Memasang lambang bilangan pada kumpulan benda sesuai dengan banyaknya.
c.Menulis lambang bilangan .
d.Membandingkan dua bilangan.
e.Mengurutkan bilangan

PENJUMLAHAN
1.Pemahaman Simbol Penjumlahan (+) dan sama dengan (=)
a. Menyebutkan nama simbol penjumlahan.
b. Membedakan simbol penjumlahan dengan simbol sama dengan.
c. Menulis simbol penjumlahan.
d. Menyebutkan nama simbol sama dengan.
e. Membaca kalimat matematik penjumlahan
2.Fakta dasar penjumlahan dan operasi hitung penjumlahan.
a.Menjumlahkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari sepuluh melalui benda nyata.
b.Menjumlahkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari duapuluh melalui gambar.
c.Menjumlahkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari duapuluh melalui lambang bilangan dengan cara ke samping (mendatar).
d.Menjumlahkan dua bilangan cacah dua angka dengan satu angka dengan hasil tidak lebih dari seratus melalui lambang bilangan tanpa teknik menyimpan dengan cara ke samping (mendatar).
e.Menjumlahkan dua bilangan cacah dua angka dengan dua angka dengan hasil tidak lebih dari seratus melalui lambang bilangan tanpa teknik menyimpan dengan cara ke samping (mendatar).
f. Menguraikan bilangan ke dalam bentuk panjang (puluhan dan satuan).
g. Membuktikan sifat pertukaran pada penjumlahan dua bilangan cacah dengan hasil tidak lebih dari seratus melalui lambang bilangan.
h. Menjumlahkan dua bilangan cacah dengan hasil tidak lebih dari seratus melalui lambang bilangan dengan cara bersusun pendek.
i. Menentukan pasangan bilangan yang jumlahnya diketahui melalui lambang bilangan.
j. Menjumlahkan bilangan tanpa teknik menyimpan dengan cara bersusun panjang dengan hasil tidak lebih dari seratus.

PENGURANGAN
1.Pemahaman Simbol Pengurangan (-)
a. Menyebutkan nama simbol pengurangan.
b. Menunjukkan simbol pengurangan.
c. Membedakan simbol pengurangan dengan simbol penjumlahan dan sama dengan.
d. Membaca simbol pengurangan.
e. Menulis simbol pengurangan.
f. Menyebutkan nama simbol sama dengan.
g. Menunjukkan simbol sama dengan.
h. Membaca simbol sama dengan.
i. Menulis simbol sama dengan.

2.Fakta dasar pengurangan dan operasi hitung pengurangan
a. Mengurangkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari sepuluh melalui benda nyata.
b.Mengurangkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari sepuluh melalui gambar.
c.Mengurangkan dua bilangan cacah satu angka dengan hasil tidak lebih dari sembilan melalui lambang bilangan dengan cara mendatar.
d.Mengurangkan dua bilangan cacah dengan bilangan itu sendiri dengan cara mendatar.
e.Mengurangkan dua bilangan cacah dua angka dengan hasil tidak lebih dari seratus melalui lambang bilangan dengan cara mendatar.
f.Mengurangkan dua bilangan puluhan secara mendatar.
g.Mengurangkan dua bilangan cacah dua angka dengan satu angka dengan cara bersusun pendek.
h.Mengurangkan dua bilangan cacah dua angka dengan dua angka dengan cara bersusun pendek.
i.Mengurangkan dua bilangan cacah dua angka dengan bilangan puluhan dengan cara bersusun pendek.
j.Mengurangkan dua bilangan cacah dua angka dengan dua angka dengan cara bersusun penjang.
E.Pengadministrasian dan Penafsiran

1.Menghitung Skor
Penghitungan skor asesmen matematika untuk fakta dasar bilangan, penjumlahan, dan pengurangan dilakukan pengadministrasian dan penghitungan yang sama. Pemberian skor dilakukan dengan cara memberi nilai ”1” pada setiap jawaban yang benar dan nilai ”0” untuk jawaban yang salah. Sedangkan menghitung skor menjadi nilai dapat dilakukan dengan memakai rumus:

Nilai = Jumlah Skor X 100
Jumlah Soal

2.Interpretasi Hasil Asesmen
a.Fakta Dasar Bilangan
Hasil yang dicapai anak dalam asesmen ranah fakta dasar bilangan dapat dikategorikan ke dalam tiga kemungkinan, yaitu:
Ada tiga kemungkinan hasil yang dicapai oleh setiap anak, yaitu:
1)Kategori baik; yaitu anak yang mendapatkan nilai 80 – 100, dikategorikan benar-benar memahami konsep fakta dasar bilangan dan diasumsikan berada dalam tahapan belajar abstrak.
2)Kategori sedang; yaitu anak yang mendapatkan nilai 50 – 79, dikategorikan sudah memahami konsep fakta dasar bilangan tetapi masih membutuhkan sedikit bimbingan dan latihan dan diasumsikan berada dalam tahapan belajar semi konkrit.
3)Kategori buruk; yaitu anak yang mendapatkan nilai di bawah 49, dikategorikan belum memahami konsep fakta dasar bilangan dan diasumsikan berada dalam tahapan belajar konkrit.

b.Penjumlahan
Ada tiga kemungkinan hasil yang dicapai oleh setiap anak, yaitu:
1)Kategori baik; yaitu anak yang mendapatkan nilai 80 – 100, dikategorikan benar-benar memahami konsep penjumlahan.
2)Kategori sedang; yaitu anak yang mendapatkan nilai 50 – 79, dikategorikan sudah memahami konsep penjumlahan tetapi masih membutuhkan sedikit bimbingan dan latihan.
3)Kategori buruk; yaitu anak yang mendapatkan nilai di bawah 49, dikategorikan belum memahami konsep penjumlahan dan membutuhkan bimbingan yang intensif dari guru.

c.Pengurangan
Ada tiga kemungkinan hasil yang dicapai oleh setiap anak, yaitu:
1)Kategori baik; yaitu anak yang mendapatkan nilai 80 – 100, dikategorikan benar-benar memahami konsep pengurangan.
2)Kategori sedang; yaitu anak yang mendapatkan nilai 50 – 79, dikategorikan sudah memahami konsep pengurangan tetapi masih membutuhkan sedikit bimbingan dan latihan.
3)Kategori buruk; yaitu anak yang mendapatkan nilai di bawah 49, dikategorikan belum memahami konsep pengurangan dan membutuhkan bimbingan yang intensif dari guru.

3.Rekapitulasi Data
Hasil perhitungan asesmen direkap pada Suatu format tertentu

Disusun oleh:
Kelompok 2
PKKH UPI BANDUNG 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar